Wednesday 1 September 2010

My Big Experience

Subhanallah.. ga nyangka aku udah ngerasain gerakan yang gontori. Sekolah yang bener - bener sekolah. Bukan sekolah yang sekedar mencari nama. Bukan sekolah yang banyak siswa nya contekan. Bukan sekolah yang hanya menggunakan uang bukan kemampuan. Sekolah yang mengandalkan keikhlasan. Keikhlasan untuk di didik dan mendidik.

Hidup harus disiplin berat memang. Tapi betapa ga enaknya kalok hidup tanpa disiplin. Mulai bangun tidur jam 3 sampai tidur lagi jam 10 kita dididik untuk berdisiplin. Ga ada alasan untuk bilang tidak bisa.

Di gontor tidak ada tanggal merah. Semua tanggal warna hitam. Memang jum'at libur. Tapi itu masih ada kagiatan bersih lingkungan.

Untuk masuk KMI, bukan ujian masuk sekolah seperti biasa. Bayangkan, apalagi seorang SMP TULEN. Hanya mendapat bekal pelajaran agama sedikit. Bagaimana mungkin bisa berdekte arab. Tapi kalok mengingat mahfudhat "man jadda wa jada". Siapa yang bersungguh - sungguh pasti bisa. Ujian disana bener - bener ujian. Ujian disana " jarum jatuh kedengaran". Jadi sepinter - pinternya contekan. Pasti akan ketauan. Berusaha tanpa berdo'a namanya sombong. Berdo'a tanpa usaha namanya omong kosong. Jadi 2dua nya harus seimbang.

Pengumuman masuk pun, bukan seperti pengumuman biasa. Pengumuman nya disebutkan nomer pendaftaranya satu persatu. Contoh, "yang lulus di gontor putri 1, no 1,2,3,5,7 ...." dan seterusnya. Ga sedikit yang pingsan. Karena yang lulus pun ga dikit. Hampir 200 anak lebih. Bukan angka yang sedikit.

Setelah pengumuman ada acara porseni. Gontor memang ga bisa diam. Ada beberapa bagian dalam porseni. Paskib, kopel, pembawa obor, mc, tari masal, cheers atau drumband. Para calon santriwati banyak yang ikut ambil bagian. Pastinya ada yang tidak di terima waktu ikut seleksi. Waktu itu kebetulan aku lolos seleksi paskib. Latihan nya 3 kali sehari, pagi, sore, malam. Walaupun capek, rasa bangga waktu bendera porseni dinaikkan ga kebayang kayak gimana.

KE GONTOR APA YANG KAU CARI ?

No comments:

Post a Comment